Memahami Pengertian Riya: Penyakit Hati yang Merusak Pahala
Kata Pengantar
Dalam ajaran agama Islam, terdapat berbagai macam perbuatan tercela yang dapat merusak amal ibadah dan membawa pelakunya kepada kerugian besar. Salah satu perbuatan tersebut adalah riya, yaitu melakukan suatu amalan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
Riya merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kemusyrikan karena telah menyekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami pengertian riya secara mendalam agar dapat terhindar dari perbuatan tercela ini.
Pendahuluan
- Riya berasal dari kata "ra’a" yang berarti "melihat". Dalam konteks agama, riya diartikan sebagai perbuatan yang lahir dari keinginan kuat untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain.
- Riya merupakan sikap yang bertentangan dengan keikhlasan dalam beribadah. Pelaku riya tidak hanya merusak amalnya sendiri, tetapi juga merugikan orang yang memujinya.
- Allah SWT sangat membenci perbuatan riya dan telah memberikan peringatan keras bagi para pelakunya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Dan orang-orang yang berbuat riya, supaya dilihat orang…" (QS. An-Nisa’: 142)
- Riya dapat menghancurkan pahala amal ibadah dan membawa pelakunya ke dalam siksa neraka. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang beramal karena riya dan sum’ah (ingin didengar orang), maka Allah akan membalasnya dengan riya dan sum’ah pula." (HR. Ahmad)
Jenis-Jenis Riya
- Riya dalam Hati: Melakukan amalan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, tetapi masih mengharapkan pujian dari orang lain.
- Riya dalam Perkataan: Berbicara atau mengungkapkan amalan dengan maksud untuk mendapatkan sanjungan.
- Riya dalam Perbuatan: Melakukan suatu perbuatan dengan tujuan untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain.
- Riya Tersembunyi: Merasa senang ketika amalanya dipuji dan merasa sedih ketika dikritik, meskipun tidak terlihat jelas.
Tanda-Tanda Riya
- Merasa senang dan bangga saat dipuji: Pelaku riya akan merasa senang dan bangga apabila amalannya dipuji oleh orang lain.
- Merasa sedih dan kecewa saat dikritik: Sebaliknya, pelaku riya akan merasa sedih dan kecewa apabila amalannya dikritik atau tidak dipuji.
- Melakukan amalan hanya saat ada orang lain: Pelaku riya sering kali hanya melakukan amalan ketika ada orang lain yang melihatnya.
- Mencari-cari perhatian: Pelaku riya berusaha mencari-cari perhatian orang lain dengan cara menunjukkan atau membicarakan amalannya.
Dampak Negatif Riya
- Merusak pahala amal: Riya dapat merusak pahala amal ibadah, bahkan dapat menjadikannya sia-sia.
- Menghancurkan keikhlasan: Riya menumbuhkan sikap egois dan merusak keikhlasan dalam beribadah.
- Menjerumuskan ke dalam kesyirikan: Riya dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan jika ia menjadikan pujian atau sanjungan dari selain Allah sebagai tujuannya.
- Membuat hati keras: Riya dapat membuat hati menjadi keras dan sulit menerima nasihat.
- Menyiksa diri sendiri: Pelaku riya selalu dihantui rasa gelisah dan ketakutan karena takut tidak mendapatkan pujian atau pengakuan.
Cara Menghindari Riya
- Menanamkan keikhlasan: Menanamkan keikhlasan dalam hati dengan menyadari bahwa semua amal ibadah adalah untuk Allah SWT semata.
- Menjauhi pujian: Menjauhi pujian atau sanjungan dari orang lain dan tidak terpengaruh olehnya.
- Mengingat mati: Mengingat kematian dapat membantu kita untuk fokus pada tujuan utama kehidupan, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
- Membiasakan diri beramal secara sembunyi-sembunyi: Melakukan amalan secara sembunyi-sembunyi dapat membantu mencegah riya.
- Berdoa: Berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat riya dan diberi keikhlasan.
Kelebihan dan Kekurangan Riya
Kelebihan:
- Tidak ada kelebihan dari perbuatan riya. Riya merupakan perbuatan tercela yang merugikan pelakunya.
Kekurangan:
- Merusak pahala amal ibadah
- Menghancurkan keikhlasan
- Menjerumuskan ke dalam kesyirikan
- Membuat hati keras
- Menyiksa diri sendiri
Tabel Informasi Pengertian Riya
Aspek | Keterangan |
---|---|
Pengertian | Perbuatan melakukan amalan dengan tujuan mendapatkan pujian atau sanjungan |
Jenis | Riya dalam hati, riya dalam perkataan, riya dalam perbuatan, riya tersembunyi |
Tanda-tanda | Merasa senang saat dipuji, sedih saat dikritik, melakukan amalan saat ada orang lain |
Dampak | Merusak pahala amal, menghancurkan keikhlasan, menjerumuskan ke dalam kesyirikan |
Cara menghindari | Menanamkan keikhlasan, menjauhi pujian, mengingat mati |
FAQ (Frequently Asked Questions)
- Apa perbedaan antara riya dan sum’ah?
Riya adalah melakukan amalan untuk mendapatkan pujian, sedangkan sum’ah adalah ingin didengar amalannya oleh orang lain. - Apakah riya dapat merusak amalan kecil?
Ya, riya dapat merusak amalan sekecil apa pun. - Bagaimana cara mengetahui jika kita melakukan riya?
Jika kita merasa senang saat dipuji dan sedih saat dikritik, maka kemungkinan besar kita telah melakukan riya. - Apakah orang munafik pasti melakukan riya?
Ya, orang munafik biasanya melakukan riya karena mereka ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. - Bagaimana cara menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari?
Dengan menanamkan keikhlasan, menjauhi pujian, dan mengingat kematian.
Kesimpulan
Riya merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat merusak pahala amal ibadah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami pengertian riya secara mendalam dan berusaha untuk menjauhinya. Dengan menanamkan keikhlasan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, kita dapat terhindar dari sifat tercela ini dan memperoleh pahala yang berlimpah.
Penutup
Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pengertian riya. Dengan memahami bahaya riya dan cara menghindarinya, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan memperoleh ridha Allah SWT.